Kebakaran Hutan : Faktor alam, Penyebab sengaja atau tidak sengaja

Posted on

Nurulku.comApakah penyebab kebakaran hutan ??? Kebakaran hutan dan lahan diberbagai wilayah Indonesia selalu menjadi permasalahan khusus, terutama pada saat masa musim kemarau. Peristiwa seperti ini selalu menimbulkan dampak yang bermacam macam, termasuk ekosistem menjadi rusak. Selain itu asap yang ditimbulkan dari kebakaran hutan dan lahan dapat membuat udara menjadi terpolusi dan mengganggu kesehatan. (Baca : Peredaran Daur Air: Proses Siklus dan Tahapannya Secara Urut dengan Gambar )

Daerah rawan kebakaran hutan dan lahan

KEBAKARAN HUTAN

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) beberapa  daerah di Indonesia sangat rentan terhadap kebakaran hutan dan lahan dengan jumlah titik panas (hotspot) yang beraneka ragam, seperti :

  1. Sumatera Utara : 218 titik
  2. Sumatera Selatan : 348 titik
  3. Aceh : 124 titik
  4. Jambi : 154 titik
  5. Riau : 1.154 titik
  6. Kepulauan Bangka Belitung : 273 titik
  7. Kalimantan Timur : 326 titik
  8. Kalimantan Barat : 5.252 titik
  9. Kalimantan Tengah : 894 titik
  10. Kalimantan Selatan : 281 titik
  11. Papua : 517 titik

Informasi titik panas tersebut didapatkan dari citra satelit Himawari yang bekerja setiap 10 menit sekali. Jumlah titik panas tersebut dapat semakin bertambah, apabila musim kemarau masih terus berlangsung. (Baca : Pengertian Penginderaan Jauh (Inderaja): Komponen, Unsur, Jenis dan Manfaat )

1. Kebakaran hutan di Indonesia

KEBAKARAN HUTAN DI INDONESIA

Indonesia memiliki sejarah kebakaran hutan dan lahan terbesar dalam dua abad terakhir, tepatnya berlangsung dari 1997 hingga tahun 1998 di Indonesia. Pada pertengahan tahun 1997 tersebut, kebakaran hutan di Indonesia sampai berdampak pada negara tetangga karena angin meniup kabut asap dan membawanya ke negara Singapura dan Malaysia. Waktu itu Perdana Menteri Malaysia sampai mengirimkan tim Jabatan Bomba dan Penyelamat Malaysia (Dinas Pemadaman Kebakaran dan Basarnas Malaysia) dalam Operasi Haze ke Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Tindakan tersebut diambil untuk mengurangi dampak kabut asap terhadap ekonomi Malaysia yang turun sebesar 0,3 persen. Ketika musim hujan di awal Desember akhirnya membuat kabut dan kebakaran mereda, namun kembali terjadi lagi pada saat musim kemarau di tahun 1998 dengan dampak ke negara Brunei, Thailand, Vietnam, Filipina dan Australia utara. Kebakaran hutan tersebut terjadi pada area lebih dari 8 juta hektar lahan dengan jutaan orang terpapar oleh polusi udara. (Baca : Pengertian Hubungan Internasional Menurut Para Ahli (Mochtar Kusumaatmadja, RENSTRA dan Hugo de Groot) )

Sebab dan akibat kebakaran hutan

Umumnya kebakaran hutan di Indonesia disebabkan oleh adanya peladangan dengan menerapkan metode tebang bakar yang dilakukan oleh para petani. Metode ini merupakan tindakan yang dilakukan untuk membuka lahan, namun dengan cara membakar area tertentu dan telah dilakukan selama bertahun tahun karena dinilai lebih mudah, murah dan efisien anggaran. Sebagai contoh dari metode tersebut adalah lahan bekas kebun karet produktif yang berada di Sumatera dan Kalimantan untuk menghilangkan biomassanya lahan tersebut dibakar bersamaan dengan pohonnya, kemudian ditanam lagi. Biasanya api diperguankan sebagai batas lahan antara pemilik satu dengan yang lainnya.

Ketika musim kemarau berkepanjangan, metode tersebut dapat menimbulkan permasalahan besar karena memicu terjadinya pembentukan kebakaran liar yang besar. Kebakaran jenis tersebut biasanya sulit untuk dilakukan pemadaman dan terlalu mahal, terlebih lagi apabila berada pada lahan gambut. Perubahan besar besaran lahan yang ada di Indonesia, terutama Kalimantan dan Sumatera dalam beberapa tahun terakhir dipandang sebagai pemicu kebakaran hutan massal sehingga menyebabkan kabut asap dan kerugian ekonomi yang ada diseluruh Asia Tenggara. Berdasar dari hal tersebut NASA mengaitkan antara El Nino dengan cuaca kemarau ekstrim yang ada di Indonesia. Alih fungsi lahan secara besar besaran tersebut dipicu oleh tingginya permintaan barang mewah yang dibuat dengan bahan dasar kayu tua, seperti jati dan mahoni. (Baca : Bagaimana Sel Tumbuhan bisa tumbuh? Jenis, Fungsi dan Gambar Struktur Sel )

Perkiraan kerugian dari kebakaran hutan

Kebakaran hutan membuat banyak terjadi kerugian diberbagai sektor, bahkan diperkirakan kerugian tersebut dapat mencapai US $ 4,47 miliar. Angka tersebut belum termasuk kerugian yang tidak dapat diukur dan dinilai dengan uang, seperti penyakit jangka panjang, korban jiwa dan musnahnya berbagai keragaman hayati. Berdasar dari hal tersebut untuk mencegah terjadinya kebakaran di masa yang akan datang, Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) membuat sistem peringatan awal dalam Regional Haze Action Plan (RHAP) di tahun 1998 yang berisikan pencegahan, perbaikan, kebijakan dan penerapan penanganan bencana, seperti penerapan Fire Danger Rating System (FDRS). (Baca : Gambar Poster Lingkungan Terbaik dan Lucu Untuk Menyadarkan Masyarakat )

2. Cara mengatasi kebakaran hutan

CARA MENGATASI KEBAKARAN HUTAN

Untuk mengatasi kebakaran hutan yang telah terjadi, diperlukan berbagai tindakan dari berbagai kalangan agar secepatnya dapat memadamkan api tersebut. Persiapkan hal hal berikut :

  1. Menara pengamat yang menjulang tinggi serta disertai dengan alat alat telekomunikasi
  2. Patroli hutan untuk melakukan mengecheckan, monitoring sekaligus antisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran
  3. Sistem transportasi mobil pemadam kebakaran yang selalu siap sedia

Untuk memadamkan kebakaran hutan dapat diambil tindakan sebagai berikut :

  1. Langsung melakukan penyemprotan air pada api kecil
  2. Apabila api telah terlanjut besar, sebaiknya secara tidak langsung melakukan lokalisasi api dengan jalan membakar daerah yang berada di sekitar kebakaran, kemudian mengarahkan api ke pusat dari pembakaran. Tindakan ini umumnya dimulai dari daerah yang mampu menghambat jalannya api, seperti jalan, danau, sungai dan puncak bukit.

Pencegahan kebakaran hutan

Untuk membuat pencegahan terhadap terjadinya kebakaran hutan, sebaiknya lakukan berbagai cara seperti :

  1. Mengawasi titik rawan yang dapat menjadi pemicu kebakaran hutan
  2. Lakukan patroli dan pengawasan secara rutin dan lebih diperketat lagi
  3. Usahakan deteksi kebakaran hutan sedini mungkin, untuk meminimalisir terjadinya kebakaran hutan yang besar dan parah
  4. Persiapkan berbagai peralatan pemadaman kebakaran hutan
  5. Buatlah tempat penampungan air
  6. Pasanglah alarm peringatan akan bahaya kebakaran
  7. Lakukan berbagai penyuluhan
  8. Pastikan tidak melakukan sembarangan membakar
  9. Apabila membakar sesuatu, pastikan bahwa api benar benar telah mati
  10. Selalu tegakkan gerakan siap siaga
  11. Lakukan pemeriksaan peraturan setempat yang berisi tentang jarak pembakaran rumput, peraturan kemah serta perijinan untuk menyalakan api unggun
  12. Berikan jarak minimal dari pembakaran untuk mengurangi resiko kebakaran. Umumnya jarak minimal adalah 50 kaki dari bangunan, sedagkan untuk hutan 500 kaki dari hutan
  13. Lakukan pemetaan daerah yang rawan terjadi kebakaran
  14. Sediakan sistem informasi kebakaran hutan yang akurat

 3. Dampak kebakaran hutan

DAMPAK KEBAKARAN HUTAN

Kebakaran hutan selalu mempunyai dampak yang signifikan bagi kehidupan, tak hanya manusia saja. Beberapa dampak kebakaran hutan yang terjadi adalah :

  1. Terancamnya habitat flora dan fauna yang dapat mempengaruhi keberlangsungan hidupnya
  2. Terancamnya berbagai macam keanekaragaman hayati
  3. Terganggunya keseimbangan ekosistem
  4. Potensi bencana menjadi meningkat
  5. Debu sisa pembakaran dapat menimbulkan terjadinya sedimentasi sungai
  6. Memungkinkan terjadi erosi tanah
  7. Alih fungsi hutan menjadi lahan perkebunan
  8. Kualitas dan kuantitas sumber daya air mengalami
  9. Munculnya kabut asap serta polusi udara
  10. Resiko pemanasan global mengalami peningkatan

ARTIKEL TERKAIT